Fikri's World

Saturday, December 4, 2010

He Is My Love Forever (part 3) Oleh Tiara Ah

Cleeeeeekiiiiiit... "Tiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiid" Terdengar suara klakson dipijit panjang. Ify menoleh kebelakangnya. 

"AAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!" 

"Ifyyyyyyyy !!!!!!!!!!!" 

Gabriel tak bisa bergerak dari tempatnya melihat Ify yang tertabrak truk dan berlumuran darah. Ia ingin menolong Ify. Tapi Gabriel mempunyai trauma mendalam. Kakinya lemas tidak bisa digerakan. 

"Kenapa? Kenapa kejadian ini terulang lagi?" Tanyanya dalam hati seolah masih tidak percaya. 

Si penabrak yang bertanggung jawab segera menggendong Ify dan melarikan Ify pada UGD (Unit Gawat Darurat). Gabriel masih terdiam disitu. Detak jantungnya tidak berhenti berdetak kencang. Ia takut. 

"Yel.. Gabriel.." Panggil salah seorang suster.

"A.. Ah.. I, Iya sus?" Tanya Gabriel yang baru terbangun dari lamunannya.

"Saya tau kamu trauma. Lebih baik kamu istirahat di kamar ya. Soal Ify akan diurus secepat mungkin." Ucap sang suster. 

"I... Iya sus." Jawabnya gemetaran. 
Sebenarnya kejadian apa yang pernah dilalui Gabriel sehinggal membuatnya memiliki trauma mendalam? 
Gabrielpun pergi ke kamarnya diantar suster. Untuk pergi ke kamarnya, ia harus melewati UGD. Gabriel sedikit menengok. Matanya terlihat pedih. 

"Kenapa? Baru aja gue akrab sama Ify. Baru aja gue nyimpen perasaan sama Ify. Kenapa Ify harus ngalamin ini? Kenapa nggak gue aja? Dia terlalu lugu.." Tanyanya dalam hati dan terhenti dari langkahnya. 

"Iyel.. Kamu harus minum obat. Ayo ke kamar." Ucap sang suster. 

"Iya.." 

..

Sesampainya Gabriel di kamar rawatnya, ia segera naik ke ranjang yang ada disana dan menatap kosong langit ditemani oleh sang suster yang bertugas untuk menjaga Gabriel.

"Yel, apa kamu masih shock sama kejadian dua minggu lalu?" Tanya si suster mencoba membuka jendela pembicaraan.

"Iya .. Aku masih trauma. Aku gak nyangka kejadian itu bakal terulang lagi." Jawab Gabriel. 

"Hm.. Ya saya bisa mengerti.." 

"Suster nggak ada kerjaan? Kok diem disini?"

"Ah.. Saya baru inget. Masih ada kerjaan. Saya permisi dulu.." Ucap suster itu sembari beranjak dari kamar rawat Gabriel. Gabriel menatap langit-langit kosong kembali. 

..


Esoknya, Ify sudah diperbolehkan dirawat dikamar rawatnya lagi. 
Seperti biasa, Gabriel dengan tongkatnya menjenguk Ify. 

Clek, Gabriel membuka pintu kamar rawat Ify. Dilihatnya Ify yagn sedang menatap keluar jendela disampingnya. 

"Fy.." Sapa Gabriel.

"Ah.. Gabriel ya?" 

"Iya." 

"Ada apa?"

"Cuma mau nengok. Kamu nggak apa-apa?"

"Um.. Sedikit pusing. E.. Kita kenal dimana ya?" Tanya Ify. Gabriel terkaget-kaget. Tidak mungkin Ify sudah lupa. 

"Di.. Um. Kita udah kenal dari lama. Aku kan .." Gabriel terhenti sejenak. Ia tidak bisa menahan perasaan sukanya pada Ify. 

"Kenapa?" Tanya Ify.

"Aku kan pacar kamu, Fy." Jawab Gabriel.

"Aduh.. Maaf aku lupa.. Aku juga gak tau kenapa aku lupa. Maaf ya." Pinta Ify yang memang benar-benar lugu. 

"Ya. Aku ngerti." Gumam Gabriel sembari mengelus lembut rambut Ify.
Ntah apa yang ia fikirkan sekarang. Tapi apapun akan ia lakukan untuk bisa dekat dan menjadi kekasih Ify.

Ketika Ify sedang asyik menonton TV, Gabriel iseng membuka hp Ify. Dilihatnya 3 kotak masuk belum dibaca. Lalu Gabriel membuka satu persatu.

"From : Rio
Ify... Maaf hari ini sama besok kita bertiga nggak bisa jenguk. Lusa aku pasti jenguk ya, say?" 

"Hm.. Cowoknya ya? Ini sms kemarin ya.." Gumam Gabriel dalam hati.

"From : Rio
Ify gimana keadaan kamu? Udah mendingan?"

"From : Rio
Fy .. Lagi apa? Maaf ya aku sibuk sama OSIS.
Disana baik-baik aja kan?" 

"Cowoknya bener-bener perhatian ya sama Ify? Gue juga harus lebih perhatian lagi..." Batin Gabriel. 

..

Esoknya, seperti biasanya Gabriel sedang bercanda tawa di kamar rawat Ify. Ify benar-benar menganggap Gabriel adalah pacarnya yang sudah tiga tahun bersamanya. 

Clek, saat sedang asik mengobrol bersama, Rio, Shilla dan Alvin memasuki kamar rawat Ify. 

"Ify.." Sapa Rio sembari memeluk kangen Ify. 

Tapi Ify hanya diam saja. 

"Ify?" Tanya Alvin yang merasa ada yang ganjil. 

Ify masih diam tidak menjawab.

"Ini perban apa, Fy? Dan ini siapa?" Tanya Rio pada Ify yang heran melihat perban putih melingkar dikepala Ify.

Ifypun masih diam.

"Ify... Jawab sayang.." Kata Shilla. 

"Kalian.. Siapa?" Tanya Ify yang membuat Rio, Shilla dan Alvin luar biasa kagetnya. Gabrielpun tidak tinggal diam.

"Iya. Kalian siapa? Ada apa sama cewek ku?" Tanya Gabriel bersandiwara. 

"Ha.. Hah? Ify.. Gue Rio.. Gue Rio pacar lo Fy !" Seru Rio.

"Pacar gue Gabriel.. Maaf ya. Kakak salah orang" Ucap Ify dengan sweet smilenya. Ia kira Rio lebih tua darinya. Karena Rio memang tampak lebih dewasa. 

"Ify.. Apa maksud lo? Lo inget gue??" Tanya Shilla sambil mengguncang-guncangkan tubuh Ify.

"Aduh kak.. Sakiit.." Rintih Ify. 

"Um, Maaf. Lebih baik kalian pulang. Kalian salah orang" Kata Gabriel. Alvin tidak bisa tinggal diam saja.

"Fy ! Sadar !! Lo inget gue nggak ?!!" Tanya Alvin dengan nada membentak.

"Kak.. Ify pusing. Maaf ya. Ify nggak kenal kakak." Ucap Ify. 

"Hiks.. Hiks.. Apa yang udah terjadi Fy? Gue .. Hiks.. Gue gak ngerti apa maksud .. Hiks. Lo.. Gue sama sekali nggak ngerti." Tangis Shilla. Ia serasa baru saja kehilangan sahabat terdekatnya. 

"Fy ! Bilang ini bohong !! Loe kenapa ?!?!! Guee Rioo !!!" Teriak Rio . 

"A.. Aduh.. Arrghh .. A.. Kepala.. Ify.. Arrgghh.. Kepala Ify pusing.." Keluh Ify sembari memegangi kepalanya yang terasa ngilu. 

"Ifyy !!" Teriak Gabriel panik . 
Gabriel yang sudah biasa dirumah sakit segera menelfon dokter jaga disitu.

"Aah .." Ifypun tertidur pingsan.

"Ifyyy !!! Lo kenapa Fy ?!" Tanya Rio. 

"Fy !! Banguun !!" Seru Alvin.

Brak. Dokter membuka pintu kamar rawat Ify. 

..

Setelah memeriksa keadaan Ify , 

“Ify hanya kecapaian. Sebentar lagi siuman.” Ucap sang dokter. 

“Ah.. Syukurlah..” Ucap Gabriel lega. 

Kepanikan Rio, Shilla dan Alvin memudar. Tapi kekesalan Rio memuncak. 

Sepeninggalan dokter, 

Sret, Rio mengangkat kerah baju Gabriel. Gabriel jadi kesusahan. 

“Lo apain cewek gue hah ?! Siapa lo ngaku-ngaku jadi cowoknya Ify ?!” Tanya Rio dengan nada membentak dan hampir memukul keras Gabriel. Tapi Alvin buru-buru menghentikan Rio.

“Yo ! Kendaliin emosi lo ! Yang emosi bukan cuma lo !” Seru Alvin. Shilla yang melihat hanya bisa menangis dan ketakutan. 

“Tapi gue udah nggak bisa tahan, Vin ! Lo ngertikan posisi gue sekarang ??!!!”

“Lo bisa omongin baik-baik sama orang ini ! Bareng gue !” 

“Iya Yo... Kita juga pengen tau. Kita omongin baik-baik ya?” Tanya Shilla dengan lembut. 

“Aaarrgh !” Teriak Rio mencoba melepaskan kekesalan sembari melepaskan kerah baju Gabriel. 

“Sekarang, kita mau ngomong baik-baik. Lo siapa Ify? Kenapa ngaku-ngaku jadi cowoknya Ify?” Tanya Alvin dengan sopan. 

“Hhh.. Udah jelas gue cowoknya. Elo yang siapa?” Kata Gabriel balik bertanya. Rio hampir memukul Gabriel lagi. Tapi Alvin terus menahannya. 

“Tolong jelasin sama kita. Apa yang terjadi sama Ify? Kenapa kepalanya diperban?” Tanya Shilla dengan lembut . 

“Ify kecelakaan ketabrak truk. Setelah dia sadar, dia bilang gue cowoknya. It’s ok. Gue suka sama Ify.” Jawab Gabriel jujur dan terang-terangan. 

Rio yang sudah tidak bisa menahan amarah kembali menarik keras kerah baju Gabriel. 

“Jadi lo bukannya bilang kalo lo bukan pacarnya, tapi lo malah ngaku jadi pacarnya?! Itu maksud lo ?!”

Buuuk !! Rio yang hilang kendali memukul keras wajah Gabriel sehingga keluar sedikit darah dari mulut Gabriel . Alvin sudah tidak kuat untuk menahan Rio. Rio mendadak jadi sangat kuat. 

“Rio !” Bentak Alvin. 

“Rio ! Ini bukan jalan keluar !” Kini Shilla yang ikut menasehati Rio. 

“Hmh” Gabriel tersenyum licik dan mengelap darah dari mulutnya itu. 

“Lo gak berhak ngelakuin ini. Gimanapun juga cowok Ify sekarang, gue !” Ucap Gabriel sambil beranjak untuk pergi menengok Ify. 

“Arrgghh !!” Teriak Rio sembari menendang keras tembok di dekatnya. 

“Sabar Yo.. Yuk kita ke kamar rawat Ify.” Ajak Shilla sambil menepuk-nepuk bahu Rio. 

..

Clek, 

“Hm.. Cowok gak tau malu. Udah berani nonjok gue, masih berani juga lo berdiri dihadapan gue.” Ucap Gabriel.

“Berisik. Gue bukan ke lo ! Gue kesini buat liat cewek gue !” Seru Rio.

“Masih nekat bilang lo cowoknya?” 

“Um.. Eu.. Uhhk...” Ify terbangun dati tidurnya karena suasana berisik. 

“Fy ! Ify !” Panggil Rio. 

Rio, Alvin dan Shilla segera mengelilingi Ify.

“Um? Alvin..?” Tanya Ify. Mereka tersenyum puas.

“Iya ! Iya ! Gue Alvin. Lo inget gue ?!” Tanya Alvin bahagia.

“Kalo gue?? Lo inget gue ?!” Tanya Shilla.

“Hh? Uhuk uhuk.. Pusing. Shilla?” Tanya Ify lagi.

“Iya fy ! Gue seneng lo inget gue ! Gue nggak bener-bener kehilangan sobat !” Seru Shilla girang. Muka Gabriel sudah muram. Ia takut Ify teringat akan masa lalunya dan malah balik tidak mengingat dirinya. 

“Fy ! Akhirnya lo sadar juga ! Gue seneng, Fy ! Lo inget gue kan ?!” Kini giliran Rio yang bertanya. 

“Uhuk uhuk..” Ify hanya batuk. 

“Gimana Fy?! Loe inget gue kan ?!” 

“Um.. Uhk .. Maaf, lo siapa ya?” Tanya Ify. Rio terkaget-kaget. Ia tidak dapat berbicara apapun. Sementara Gabriel tersenyum puas . 

**

0 comments:

Post a Comment